Rabu, 31 Agustus 2016

MI AL ISLAH SIDOWAYAH turut berpartisipasi dalam Acara gerak jalam dalam rangka memperingati HUT Kemerdekaan Republik Indonesia ke-71 Tahun.



Ratusan pelajar dan para elemen masyarakat se-Kecamatan Beji, Pasuruan  turut serta dalam kegiatan gerak jalan untuk memeriahkan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia ke-71 Tahun. 



Kegiatan di pusatkan di lapangan desa Kenep. Setidaknya sebanyak 225 regu peserta sangat antusias mengikuti kegiatan gerak jalan yang digelar oleh PHBN Kecamatan Beji bekerja sama dengan UPT Pendidikan Kecamatan Beji, Kabupaten Pasuruan.


Start dimulai pukul 13.15 dari lapangan desa Kenep hingga berakhir di Batumas dusun Bengok desa Beji. Terlihat ratusan pelajar dan elemen masyarkat  mengikuti kegiatan gerak jalan ini serta turut hadir pula  semua unsur Muspika untuk ikut meramaikan. 



Mulai dari Camat, Kapolsek, Danramil serta Perwakilan UPT Pendidikan juga turut antusias ikut meramaikan dan mengikuti kegiatan gerak jalan tersebut. Dan yang menarik dalam kegiatan gerak jalan ini kerena salah satu pesertanya yang ikut meramaikan adalah para mantan purnawirawan TNI beserta dengan istrinya.

Menurut Kepala Desa Kenep yang sekaligus tuan rumah kegiatan gerak jalan - Syamsul Arifin, gerak jalan ini diselenggarakan selama 2 hari, yakni tanggal 23 Agustus dan 24 Agustus 2016. 




Diikuti sebanyak 225 peserta regu, terdiri dari 17 orang per peserta regu yang identik dengan tanggal HUT Kemerdekaan Republik Indonesia. Dengan hari selasa dikhususkan untuk pelajar SD/MI yang terdiri dari 105 peserta regu, serta hari rabu untuk pelajar SMP dan SMA/SMK serta Umum yang terdiri dari 120 peserta regu. 


Sementara itu  dari pantauan radarnusantara pada kegiatan gerak jalan tersebut, salah satu warga desa Kenep - Ahmad Baidowi (41), mengatakan ”gerak jalan ini merupakan  kegiatan yang dilaksanakan setiap tahun guna berpartisipasi memeriahkan  Hari Kemerdekaan Republik Indonesia dan menanamkan rasa cinta tanah air”.“diharapkan pula kepada seluruh masyarakat dapat berpartisipasi, aktif dan turut andil dalam menyambut dan memeriahkan HUT RI Ke-71 tahun ini. 



Jadi tidak berlebihan, mana kala bangsa kita, baik yang berada pada pemerintah pusat hingga daerah, di kota maupun di desa, termasuk kita masyarakat desa Kenep Kecamatan Beji, Pasuruan yang memperingati peristiwa bersejarah ini dengan rasa tulus dan bangga serta hormat yang setinggi-tingginya kepada perintis pejuang bangsa yang berhasil menciptakan titik awal bagi kebangkitan bangsa Indonesia merebut kemerdekaan menjadi negara yang merdeka, berdaulat dan bersatu di NKRI," tuturnya.


Senin, 01 Agustus 2016

AYO KE SEKOLAH...Sistem pendidikan di Indonesia telah berkembang sangat cepat pada dekade terakhir. Hal ini terlihat dari meningkatnya jumlah sekolah dengan sistem dan metode belajar yang beragam.



10 Tanda Prasekolah Berkualitas

Sistem pendidikan di Indonesia telah berkembang sangat cepat pada dekade terakhir. Hal ini terlihat dari meningkatnya jumlah sekolah dengan sistem dan metode belajar yang beragam.


Seiring dengan meningkatnya jumlah sekolah, maka para orang tua mempunyai pilihan lebih banyak. Tak pelak hal ini menimbulkan kebingungan tersendiri bagi para orang tua untuk menentukan pilihan di antara sekian banyak tawaran. Para orang tua dituntut memahami betul apa yang terbaik untuk anak mereka. Berikut ini, 10 tanda prasekolah bagus, yang bisa menjadi bahan pertimbangan Anda untuk menentukan sekolah mana buat si balita. 

  1. Balita menghabiskan sebagian besar waktunya untuk bermain dan bekerja, secara berkelompok atau menggunakan alat Bantu.
  2. Balita melakukan kegiatan yang bervariasi dalam satu hari.
  3. Guru membimbing balita secara individual, kelompok kecil, dan seluruh balita di kelas dalam periode waktu yang berbeda satu harinya.
  4. Kelas didekorasi hasil karya dan proyek anak.
  5. Balita belajar angka dan huruf sesuai konteks kehidupan mereka sehari-hari.
  6. Balita mengerjakan suatu proyek, bukan Cuma mengisi work-sheet saja, dan punya waktu cukup bermain dan mngeksplorasi.
  7. Balita memiliki kesempatan bermain di luar kelas atau udara bebas dengan aman setiap hari.
  8. Guru membacakan buku kepada balita, individual maupun kelompok.
  9. Pelajaran dan kegiatan disesuaikan dengan kemampuan anak, untuk anak maju dan untuk anak yang memrlukan bantuan.
  10. Balita dan orang tuanya menunggu-nunggu waktu bersekolah. 

Anda harus terbuka pada guru tentang harapan Anda versus realita yang Anda temukan di sekolah. Jika Anda meragukan upaya sekolah dalam mewujudkan harapan Anda, cari solusinya bersama. Anda dapat menceritakan pola asuh anak di rumah agar sekolah membantu menyelaraskan pola asuh di rumah dengan di sekolah. Kesamaan pola asuh memaksimalkan pendidikan anak. Komunikasikan selalu perkembangan anak dengan guru. Minta laporan perkembangan anak paling tidak 1 kali sebulan.


Harapan Orangtua VS Realita Di Sekolah

1. Harapan memasukkan anak ke sekolah berbasis agama agar potensi religinya baik. 
Realita sekali lagi, konsistensi. Pendidikan agama di sekolah harus terlihat rajin beribadah dan bergaya hidup sesuai ajaran agama. Jika tidak, anak bingung dan terjadi  bentrokan nilai-nilai.

2. Harapan memilih sekolah bilingual agar anak jago berbahasa Inggris.
Realita, 
berbahasa Ingggris di sekolah harus dilanjutkan di rumah. Konsistensi penting untuk mencegah kebingungan anak dan speech delay (terlambat berbicara). Penggunaan bahasa pun jangan campur aduk “could you get Mommy teh manis from the dapur, please?”
 

3. Harapan mencari sekolah dengan rasio guru-murid sedikit. Misal 1:4.  
Realita rasio saja tidak cukup, cermati, jangan-jangan anak dibimbing asisten guru atau malah guru magang! Selain memenuhi rasio, guru harus profesional-memiliki diploma atau gelar sarjana muda (early child-hood), mendapat training dan memiliki pengalaman memadai.

4. Harapan memilih sekolah yang akan mencetak anak menjadi unggul. 
Realita waspadai kurikulum sekolah dengan janji-janji “mencetak” anak sukses secara instan. Tahun-tahun pertama bersekolah memang penting, namun program sekolah harus diciptakan mengikuti minat, kebutuhan dan kecintaan alamiah anak untuk belajar di usia kanak-kanaknya, bukannya memaksakan anak jadi cerdas.